Dienstag, 28. Juli 2009

the search of the key

Kemarin malam, sekitar jam 21 nya München, saya tiba-tiba panik sendirian di dalam subway. Membuka semua kantung di tas ransel saya. Mengeluarkan semua isinya, lalu saya masukkan lagi. Keluarkan lagi, periksa semua kantungnya, masukkan lagi, keluarkan lagi ... Sampai akhirnya pikiran saya sampai pada titik, " oke, kunci kamu kali ini ilang beneran ". Saya mencoba untuk tenang, mencoba mengingat-ingat, apa saja yang saya lakukan hari ini, setelah mengunci pintu kamar saya. Saya bahkan tidak berhasil mengingat, apakah saya sudah mengunci pintu kamar saya. Lalu saya pikir lagi, mungkin kamar saya memang belum terkunci, atau mungkin sudah saya kunci, tapi kuncinya saya biarkan menggantung di pintu, atau mungkin kamarnya sudah terkunci dan kunci nya sudah saya cabut tapi ketinggalan di kotak pos, atau mungkin kunci... Berbagai - hipotese atau mungkin - dengan cepat langsung beranak pinak di kepala saya. Saya hanya ingin cepat sampai, saya hanya ingin melanjutkan mencari, di mana kunci saya .

Akhirnya subway ( yang kerasanya) paling lamban yang pernah saya naiki itu sampai jumpa ke halte di mana saya harus turun. Keluar dari stasiun subway, saya langsung menelpon teman saya yang tinggal satu apartemen dengan saya. Saya butuh dia untuk membukakan pintu apartemen untuk saya. Lalu dengan dia - yang tampangnya jadi ikut-ikutan panik, kami naik ke atas, ke kamar saya. Pintu kamar saya bukan cuma tertutup, tapi terkunci ! Dan kuncinya tidak menggantung di pintu. Jadi di mana kunci saya ?
Saya lalu memutar otak saya, menempatkan ingatan saya kembali ke sekitar 12 jam sebelumnya. Saya keluar dari kamar, lalu blank tidak ingat apa yang saya perbuat, lalu saya menyebrang jalan menuju kios untuk beli tiket , lalu saya naik subway ke perpustakaan , dan setelah dari perpustakaan saya langsung pulang lagi. Saya memperhitungkan kemungkinan di mana kunci saya hilang adalah terjatuh di jalan yang saya lalui, antara apartemen ke kios ; atau tergeletak di meja kios itu sendiri, saat saya sedang sibuk membayar, menghitung uang kembalian, dan memasukkan tiket ke dalam dompet saya; atau terjatuh di subway, entah bagaimana caranya.

Saya menyuruh teman saya kembali ke kamarnya dulu, dan saya kembali ke jalan yang 12 jam sebelumnya saya lewati. Tidak ada. Saya kembali ke kios dimana saya membeli tiket, tapi seperti yang saya duga, kios itu tentu sudah gelap dan tutup. Akhirnya saya putuskan untuk mengganggu si bapak Supervisor apartemen saya ( rumahnya ada di dekat apartemen saya ). Dia menunjukkan tampang kesal saat membukakan pintu untuk saya. Saya meminta maaf, saya bilang saya terpaksa harus mengganggu dia, karena kunci saya hilang, dan saya tidak bisa masuk ke kamar saya. Dia bilang dia tidak bisa dan tidak boleh membuka kamar begitu saja, meskipun sebenarnya dia punya kunci universal nya ! Saya jawab lagi dengan permintaan maaf berkali-kali, saya bilang saya mohon sekali bantuannya. Kalau dia sudah membukakan pintu kamar saya, saya bisa membuktikan, kalau memang saya lah yang punya kamar itu, saya bisa tunjukkan padanya kunci cadangan saya yang saya simpan di laci meja saya, saya bisa tunjukkan paspor dan surat bukti kontrak kamar saya.. saya punya semua buktinya !! Yang saya butuhkan cuma kunci, untuk masuk ke kamar itu, untuk bisa membuktikan semuanya. Akhirnya dia mengalah, dia masuk lagi ke dalam rumah, berganti baju, dan mengambil kunci universalnya. Singkatnya, berhasil lah kamar saya dibuka, dan saya tidak semalaman tidur di emperan.

Tadi pagi jam 7 saya bangun, mandi, dan langsung keluar menuju kios tiket itu. Ternyata masih tutup ( poor me, mana hujan deres banget ) . Saya tunggu saja disitu, sampai si Ibu yang punya kios akhirnya datang juga. Saya membiarkannya dulu membuka kios nya, lalu dia masuk, menaruh tas dan lain lain, sampai sepertinya dia sadar kalau saya mengamatinya, hehe.. Lalu dia bilang, " ada perlu sesuatu ? " . Saya berjalan mendekat, dan bertanya dengan nada yang esktra saya bikin sesopan dan selembut mungkin, apakah dia secara kebetulan melihat kunci yang jatuh di sekitar situ. Dia tidak menjawab, bahkan tidak menunggu saya menyelesaikan kalimat saya, tapi dengan cepat membuka lemari dan mengambil sesuatu dari lemari nya itu ..... tentu saja yang diambil adalah KUNCI saya !!

Hah.. lega rasanya. Sangat sangat lega. Apalagi mengingat yang hilang itu bukan hanya kunci kamar saya saja. Tapi satu kumpulan kunci2 yang terdiri dari kunci kamar saya ( yg sekaligus kunci pintu masuk gedung apartemen, kunci tempat parkir sepeda, kunci dapur, kunci lemari dapur, dan kunci ruang tempat sampah ) , kunci kotak pos saya, kunci sepeda saya, dan kunci kamar seorang teman saya ! Plus plus plus, ada gantungan kunci dari mama saya yang saya anggap spesial.

Pelajaran dari semuanya ini adalah. Saya harus lebih teliti , berhati-hati, dan mengurangi porsi pikiran kosong dalam kesehari-harian saya. Saya akan selalu memasukkan kunci ke tas, langsung setelah saya mengunci pintu kamar saya, bukan menggembolnya dulu di tangan, dan setelah duduk di subway baru memasukkannya ke dalam tas. Saya akan lebih tenang dan tidak tergesa-gesa saat saya membeli sesuatu.
Memang, dari suatu kehilangan.. kita bisa belajar.

PS : bapak supervisor itu sudah saya hadiahi sekotak coklat Mercy tadi pagi. Saya bilang ini untuk ucapan terimakasih sekaligus permohonan maaf sudah mengganggu istirahat Anda tadi malam. Dia bilang "semustinya itu tidak perlu, kan Anda juga terpaksa melakukannya" ~~' . Kok beda ya, sama kemaren waktu saya belum bawa coklat ..

Keine Kommentare: