Sonntag, 30. September 2012

ausnahmsweise

empat kelopak daun semanggi, pernah kupohonkan untuk mu.
itu dulu. saat dongeng mu adalah pengantar tiap tidur ku. saat tulis mu adalah sejuk embun pagi ku.
sekarang ?
aku bahkan tidak lagi tahu di mana kamu pijakkan berdiri mu.
kamu bukan lagi yang nomor wahid yang kucari sebagai tempat berteduh. sekarang aku punya andalan ku sendiri, saat hari terlalu terik, ataupun hujan terlalu deras , ada tempat lain yang kutuju.
aku bukan lagi bintang utara mu yang berkerlip mengingatkan arah pulang, saat kamu tersesat. dan aku yakin ! sekarang, pasti kamu punya jutaan bintang utara membimbing mu.
waktu berlalu . hal berubah . kamu . aku . ki-ta . lalu dan kini .
namun hei ,
seandainya kamu mampir ke mari , dan membaca coretan ini. tidak ada orang lain yang akan lebih cepat mengenali selain kamu sendiri, ini untuk kamu .
aku tulis lagi, agar kamu lebih mengerti , ini buat kamu , yang cuma satu.
jadi ..
empat kelopak daun semanggi, pernah kupohonkan untuk mu .. masih tetap kupohonkan untuk mu .
kamu cuma satu .
entah siapa kamu sekarang . entah siapa aku sekarang .
selamat menerima kelopak yang keempat.

aku .