Samstag, 20. Oktober 2012

Jangan labeli saya, dengan label yang tidak tepat !

Pagi tadi seorang teman menceritakan kehidupan di tempat kerjanya yang baru. Belum lama ini dia kembali ditugaskan di suatu daerah, di luar pulau Jawa. Pesan-pesan singkat yang dia tulis, tersaji dalam hitungan sepersekian detik di layar mobile phone saya. Padahal jarak fisik saya dan dia berbeda ratus ribu kilometer. Dia bercerita, bahwa di daerah, di situ saat ini dia bekerja, dia seringkali dianggap bukan warga pribumi, tapi keturunan chinese. Dan anggapan itu, seringkali menempatkannya di posisi yang kurang menguntungkan. Misalnya saja, saat dia berkunjung ke suatu warung, hanya dengan tujuan tidak lain tidak bukan, membasahi kerongkong dan mengisi perut nya. Pemilik warung itu tiba-tiba menyatakan warung nya tutup, padahal jelas sekali dagangannya masih ada dan belum waktunya tutup. Seorang teman saya ini adalah asli orang Jawa. Sayangnya, penampilan nya memang kurang mendukung untuk dianggap sebagai orang Jawa di mata orang lain. Dibandingkan dengan orang Jawa pada umumnya, kulitnya lebih terang. Matanya juga tidak selebar orang Jawa kebanyakan. Teman saya lalu juga berkata, tidak jarang tatapan aneh harus dia terima dari warga asli daerah itu. Setelah tatapan yang tidak bersahabat itu dia terima, tentu saja ada bisikan-bisikan yang harus dia dengar. Apalagi kalau bukan kata " cina " ...

Saya terus terang tidak tahu harus memberikan tanggapan apa. Bukan karena saya tidak peduli dengan nasib teman saya. Justru karena saya tahu persis apa yang dia rasakan.  Saya tahu bagaimana rasanya ditatap aneh lebih dari sepasang dua pasang mata. Saya tahu bagaimana rasanya mendengar bisikan bisikan julukan cina cino chinese. Umur saya sekarang dua puluh enam tahun. Dan dalam dua puluh enam tahun ini, saya tidak menjadi biasa dengan tatapan aneh itu. Julukan julukan itu tidak menjadi nyaman di telinga saya. Intinya, ya.. secuil dari saya tetap masih saja terluka, bila ditatap aneh seperti alien, atau bila dipanggil cina cino chinese.

Tanpa saya bisa memilih. Tanpa ada satu tangan pun saya acungkan untuk bisa mengatur. Tanpa sejentik kuasa .. saya terlahir di Jogjakarta. Salah satu profinsi yang ada di Indonesia. Sejak detik saya lahir, bahasa yang saya dengar di telinga saya adalah bahasa jawa campur indonesia. Lagu-lagu yang saya pertama pelajari adalah satu-satu aku sayang ibu, tentu saja dalam bahasa indonesia. Kemudian sekolah saya mulai dari TK - SMA juga di Indonesia. Saya berbicara dengan bahasa jawa campur indonesia dengan teman-teman saya. Makanan saya bumbu Indonesia. Angin dan air yang saya konsumsi juga tak beda dengan warga Indonesia lainnya. Apa yang membuat saya seenaknya dilabeli cina ?? Kenapa saya harus jadi cina, kalau ke cina pun saya belum pernah, dan bahkan tidak ingin ! Kenapa saya dianggap cina kalau bicara bahasa cina pun saya tidak bisa. Kalaupun leluhur saya berasal dari cina, apakah itu kemauan saya ? Apa dari awalnya saya disodori formulir dengan jawaban yang bisa saya pilih sendiri untuk menyatakan keinginan saya berasal dari bangsa mana ?

Saat ini saya sedang menjalani kuliah di negara Jerman. Orang-orang Jerman tentu saja kesulitan untuk mengetahui dari wajah saja, dari manakah asal saya. Tidak jarang mereka menyapa saya dengan bahasa cina. Saya selalu menjawab nya dengan bahasa jerman. Saya bukan orang cina, saya tidak mengerti bahasa cina, saya orang Indonesia ! Dan jawaban itu, keluar dari hati saya. Karena saya memang lebih bangga sebagai orang Indonesia. Karena saya memang lebih berbesar hati, menjadi seorang Indonesia.

Saya tidak tahu sampai kapan hal ini masih akan tetap berlanjut. Pengelompok-pengelompokan terhadap ras suku agama di Indonesia. Mungkin juga tidak akan pernah berhenti, akan selalu seperti ini. Saya tidak meminta keajaiban. Saya hanya memimpikan pengertian. Tolong mengertilah, bahwa saya terlahir dengan warna kulit, lebar mata, dan jenis rambut yang seperti ini, bukan pilihan saya. Tapi saya memilih untuk menjadi bagian dari bangsa Indonesia. Saya memilih untuk mencintai negara Indonesia. Tolong mengertilah apa yang bisa dan tidak bisa saya pilih atau tentukan. Tolong hentikan tatapan-tatapan aneh itu, karena saya bukan alien atau musuh. Tolong hentikan pikiran-pikiran yang seketika merayap di benak sambil menjuluki saya cina cino chinese, karena saya juga Indonesia, hanya saja dengan penampilan yang berbeda, dan saya tidak punya kuasa atas hal itu.

jikalau satu dari kalian, mau melabeli saya dengan suku, tidak ada suku lain yang saya kenal dan agungkan, selain seorang Jawa.

PS : tulisan ini hanya melarungkan sebuah mimpi . yang entah akan kemana . bukan bermaksud untuk menyinggung atau menjelekkan pihak mana pun. sama sekali tidak ada tujuan ke sana.