berdamai dengan dirinya sendiri
berdamai dengan pertanyaan-pertanyaan, yang tak akan punya jawaban
mengapa Simbah nya yang terkenal dengan kebijakannya, membuang cucu nya sendiri ke dalam kawah Candradimuka ?
mengapa Bapa nya yang terkenal dengan kearifannya, tidak mengenali darah daging nya sendiri, dan malah mengajaknya berduel ?
mengapa justru dia lah yang harus selalu hidup sebagai buronan, kalau dia lah sebenarnya yang juga selalu jadi si penderita ?
mungkin memang diri tidak bisa selalu beruntung
mendapat yang diminta
menerima yang didamba
dan mungkin juga
tidak semua nya soal tawar-menawar
ada yang sudah dikodratkan
seperti api Candradimuka yang dikodratkan untuk membesarkan Wisanggeni, bukan membunuhnya
jadi,..
kenapa harus ribut berebut babak perwayangan
kalau dengan berhentinya napsu
dengan redamnya cemburu
hal-hal yang "tak-jadi dan tak-ada" bisa menjadi lebih menyenangkan
menjadi lebih damai.
Keine Kommentare:
Kommentar veröffentlichen