Sonntag, 1. November 2009

yang ultah hari ini

Hari ini Papa saya berulang tahun. Saya kaget sekaligus tidak bisa berhenti tertawa sejenak saat ber voice and video chat dengannya tadi. Genap setengah abad usianya dia jadikan alasan untuk mencukur rambutnya sampai habis. Waktu saya tanya kenapa gundul, dia menjawab , " usia setengah abad itu kan harus disyukuri, menunjukkan bahwa setengah abad juga lamanya Papa sudah dijaga oleh Nya. bukan hal biasa.. ." Ini kali kedua Papa saya mencukur rambutnya habis. Pertama kali adalah sekitar empat tahun lalu. Saat itu seorang kakak dari Papa saya didiagnosa kanker payudara. Dokter segera menyarankan untuk melakukan operasi yang setelahnya akan disambung dengan chemoterapi. Efek dari chemoterapi itu bukan hanya menyerang fisik, namun juga psikis tante saya. Dia seperti kehilangan harapan, dia takut waktunya akan segera habis. Dia jadi menutup diri baik dengan teman-temannya , juga dengan saudara-saudaranya. Apalagi saat itu rambutnya rontok, dia gundul, beberapa flek hitam juga memenuhi kulitnya di beberapa tempat. Hal itu semakin membuatnya kehilangan percaya diri untuk berhubungan sosial. Papa saya kemudian berinisiatif untuk menggunduli rambutnya juga. Meskipun saat itu saya sempat berkata bahwa itu percuma, karena menurut saya kalau laki-laki gundul itu tidak apa-apa, sedangkan untuk seorang perempuan, itu adalah suatu masalah besar ! Ternyata saya salah. Entah kenapa atau bagaimana, sejak Papa saya juga gundul, tante saya jadi lebih terbuka dengan Papa saya. Dia mau menceritakan hal-hal yang ditakuti dan yang dikhawatirkannya. Dia juga lebih mau mendengarkan masukan dari Papa saya. Pelan-pelan, tante saya mulai punya percaya diri lagi, untuk ikut makan bersama dengan saudara-saudara yang lain, untuk kembali datang ke gereja, untuk kembali berlatih choir di gereja. Saya selalu salut melihat bagaimana Papa saya begitu menghargai tali persaudaraannya dengan saudara-saudaranya. Saya selalu terkesima melihat bahwa rasa sayang nya ke saudara-saudaranya lebih dalam dari yang saya tahu.

Hari ini Papa saya berulang tahun. Genap setengah abad usianya. Tidak, dia tidak mengundang teman-temannya untuk berpesta. Dia memilih tidur sampai jam 1 siang, makan mie ulang tahun di rumah saja dengan Mama saya, setelah itu menghabiskan sore di rumah orangtua nya ( oma opa saya ). Papa saya bukanlah anak emas dari oma opa saya, justru sebaliknya. Dari yang saya dengar, Papa saya sudah jadi anak yang bandel sejak kecil. Papa saya adalah anak yang paling sering terkena hukuman dari opa saya, tapi dia tidak cengeng seperti saudara nya yang lain. Papa saya pernah berurusan dengan petugas keamanan pasar saat dia masih duduk di bangku SD, karena menantang dan kemudian (mencoba) berkelahi dengan salah seorang pedagang yang selalu mengganggu dan mengejek oma saya. Menurut oma, Papa saya adalah anak nya yang paling 'lain'. Punya selera humor yang tinggi, punya banyak sekali teman, tapi masalah dia, tidak ada orang lain yang boleh tahu. Menurut oma juga, Papa dan Opa paling sering berselisih paham, itu karena sifat mereka berdua paling mirip. Sama-sama kepala batu kata oma. Namun dibalik kebandelannya, dibalik keras kepala dan sifat tertutup nya.. ternyata Papa saya juga lah, yang selalu sabar menjaga oma opa saya saat mereka sedang sakit. Papa saya selalu hapal makanan kesukaan oma opa saya. Papa saya tidak pernah malas membantu Opa saya mandi, menggunting kuku nya, membelikan bubur kesukaan oma saya pagi-pagi sekali dan mengantarkannya ke oma. Hal-hal kecil, yang lagi-lagi membukakan mata saya, bahwa Papa saya mencintai dan menghormati orang tua nya, lebih dari yang saya tahu.

Hari ini Papa saya berulang tahun. Saya tidak memberinya kado apapun. Saya bahkan tidak bisa berada di dekat nya dan mencium pipi nya sembari mengucapkan doa-doa lekat pada kupingnya. Namun tadi malam sebelum terlelap, sudah saya pohonkan kepada Nya, untuk Papa saya, umur yang panjang, badan yang sehat, jiwa yang matang dan bijak, akal yang jernih dan bersih, dekat dengan berkah selamat dan rejeki, jauh dari petaka, hidup yang dicukupkan dan dianugrahkan bahagia. Saya bisikkan juga pada Nya,ucapan terimakasih yang tidak akan cukup saya tegaskan dengan kata-kata, untuk kesempatan yang dihadiahkan kepada saya, menjadikan Papa saya sebagai Papa saya. Saya mensyukuri kenyataan, bahwa dalam tubuh saya mengalir darahnya, menunjukkan bahwa saya benar-benar bagian darinya. Saya mensyukuri memilikinya sebagai Papa. Seorang yang selalu berhasil membaca raut saya. Seorang yang bisa membaca pikiran saya, dan menetralisir pikiran-pikiran buruk saya. Seorang yang meninabobokan saya, menggendong saya berjam-jam sampai saya bisa tertidur saat dulu tangan saya pernah retak, mengajarkan saya memegang pensil, membaca, berhitung, membaca jam, menyebrang jalan, menyisir rambut, ahh.. tidak akan mampu saya sebutkan satu persatu. Seorang yang selalu bisa menerima saya, sebesar apapun kesalahan yang saya lakukan. Seorang yang selalu memaafkan dan tetap mencintai saya, tanpa pamrih, tanpa meminta kembali untuk dicintai sebesar itu juga.
Hal terakhir, yang saya mohon dari Nya tadi malam, adalah kesempatan untuk lagi-lagi tetap berdekatan hidup dengannya, mungkin sampai di sirkumstansi berikutnya, kalau memang kesempatan itu ada.

Hari ini Papa saya berulang tahun. Genap setengah abad usianya. Saya sangat ingin berada di dekatnya, menikmati mie ulang tahun dan ayam goreng bersamanya. Bertukar cerita.. melempar tawa.. mensyukuri adanya.

Always miss you Pop..
XOXO

3 Kommentare:

Kimi hat gesagt…

Selamat ulang tahun ya untuk papa kamu... :)

ariadne hat gesagt…

eh, thanx KiMi
ntar aku sampein. hehehe..
how's life ?

Anonym hat gesagt…

selamat ulang tahun buat papa mu...

he's just explicitly fun